Terombang-ambing kebahagiaanku
Jauh dimata tak dapat digapai
Hanya bisa dirasa,tak bisa dipegang
Sampai-sampai air mata sudah
Tak pantas untukku lagi
Seandainya hati bisa terlihat
Layaknya bibir dan lidah
Maka,separah-parahnya luka adalah hati
Meraung-raung didalam hati
Namun,yang keluar hanya bibir yang membisu
Terasa dalam menembus hati
Terasa tajam menyayat nadi
Badanku remuk dipecuti cambuk
Ragaku disini, namun jiwa melayang-layang
Tersiksa oleh jiwa lain yang membakar
Semerbak mawar rasa bangkai
Tak menggugah penciuman tuk merasa
Seempuk kasur tidur
Tak mampu menidurkan jiwa yanag lelah
Kumpulan puisi-puisi pembuka mata hati
Senin, 30 Juli 2018
Jiwa yang tak kuuinginkan
Menatap keatas awan
Biru penuh pertanyaan
Kumpulan putih menebar kesejukan
Apakah mimpiku jauh jatuh kelangit akhir
Saat melangkah,aku berani melewati bara api
Saat kegunung,terpelesetpun aku bilang tak apa-apa
Saat dipukul,aku menangis
Namun,masih sanggup berucap kata bahagia
Namun,hatiku lemah
Serasa nyawa sudah diakhir kerongkongan
Aku tak kuat menahan luka hati
Sayap-sayapku yang mulai tumbuh lebat
Siap terbang menjumpai bintang
Dimutilasi sampai keakar-akar
Hingga aku tak mampu menjemput sinar keabadian
Yang kujemput hanyalah jiwa tang tak kuinginkan
Biru penuh pertanyaan
Kumpulan putih menebar kesejukan
Apakah mimpiku jauh jatuh kelangit akhir
Saat melangkah,aku berani melewati bara api
Saat kegunung,terpelesetpun aku bilang tak apa-apa
Saat dipukul,aku menangis
Namun,masih sanggup berucap kata bahagia
Namun,hatiku lemah
Serasa nyawa sudah diakhir kerongkongan
Aku tak kuat menahan luka hati
Sayap-sayapku yang mulai tumbuh lebat
Siap terbang menjumpai bintang
Dimutilasi sampai keakar-akar
Hingga aku tak mampu menjemput sinar keabadian
Yang kujemput hanyalah jiwa tang tak kuinginkan
Membisu karena cinta
Aku diam,tak mampu bergerak
Banyak tali-tali luka yang menjerat
Tak bisa terbang sesuka hati
Hatiku terbatas pada satu orang
Yang tak kukenal baik
Namun,sering menoreh luka
Aku mencintainya terlalu dalam
Hingga lupa seindah-indahnya gunung
Terdapat jurang yang dalam dan mematikan
Hingga lupa bahwa yang kupegang
Bukan mawar melainkan duri
Aku lupa bahwa cintaku
Hinggap pada tempat yang salah
Ketika kumulai kembali
Kutersadar aku sudah terlalu jauh kesasar
Banyak tali-tali luka yang menjerat
Tak bisa terbang sesuka hati
Hatiku terbatas pada satu orang
Yang tak kukenal baik
Namun,sering menoreh luka
Aku mencintainya terlalu dalam
Hingga lupa seindah-indahnya gunung
Terdapat jurang yang dalam dan mematikan
Hingga lupa bahwa yang kupegang
Bukan mawar melainkan duri
Aku lupa bahwa cintaku
Hinggap pada tempat yang salah
Ketika kumulai kembali
Kutersadar aku sudah terlalu jauh kesasar
Jumat, 27 Juli 2018
Sambutan untuk Agustus
Agustus tak pernah asing
Agustus memang tak pernah hilang
Agustus mengingatkan pada sebuah kenangan
Kenangan para pejuang yang mati
Dalam kepatriotismean
Anak-anak desa......
Anak-anak kota......
Orang-orang desa....
Orang-orang kota
Merenggut jiwa dari kemaluan
Agar tampil dalam kemaksimalan
Tarian nasioanal,seni nasional,sastra nasional
Ditampilkan dalam mimik penuh kebanggan
Yang semua orang bisa membaca
Bahwa aku anak indonesia
Aku bangga menjadi indonesia
Agustus memang tak pernah hilang
Agustus mengingatkan pada sebuah kenangan
Kenangan para pejuang yang mati
Dalam kepatriotismean
Anak-anak desa......
Anak-anak kota......
Orang-orang desa....
Orang-orang kota
Merenggut jiwa dari kemaluan
Agar tampil dalam kemaksimalan
Tarian nasioanal,seni nasional,sastra nasional
Ditampilkan dalam mimik penuh kebanggan
Yang semua orang bisa membaca
Bahwa aku anak indonesia
Aku bangga menjadi indonesia
Hitam pekat
Aku berjalan ditengah kedamaian
Namun,yang asli kutemui adalah kemungkaran yang diunggullkan
Dan aku adalah sosok korban perasaan dari kebiadaban manusia
Mencoba untuk berlari
Namun,tak ada lagi negeri sesuci bayi
Dimana-mana penuh dengan ketamakan dan kesombongan
Yang lebih pedih lagi dihina
Padahal masih setengah jalan
Apakah ini tanda akhir zaman?
Dihati tak ada lagi persahabatan
Yang ada hanya cairan hitam pekat
Yang menutupi kebaikan
Apakah itu kebiadaban?
Ya,mungkin.......
Namun,yang asli kutemui adalah kemungkaran yang diunggullkan
Dan aku adalah sosok korban perasaan dari kebiadaban manusia
Mencoba untuk berlari
Namun,tak ada lagi negeri sesuci bayi
Dimana-mana penuh dengan ketamakan dan kesombongan
Yang lebih pedih lagi dihina
Padahal masih setengah jalan
Apakah ini tanda akhir zaman?
Dihati tak ada lagi persahabatan
Yang ada hanya cairan hitam pekat
Yang menutupi kebaikan
Apakah itu kebiadaban?
Ya,mungkin.......
Tak serapuh kayu
Perasaan wanita itu memang rapuh
Tapi tak serupa kayu
Yang bila rapuh tak mampu direnovasi
Tapi tak serapuh kaca
Yang bila retak tak mampu direnovasi
Perasaan wanita itu memang rapuh
Namun,perasaan wanita juga perasaan manusia
Yang bisa direnovasi
Direnovasi untuk menjadi lebih baik
Perasaan wanita memang rapuh
Semakin dipuji,semakin melambung
Semakin dihina,semakin merana
Air mata memang temannya yang baik
Tapi,bukan berarti semuanya selalu baik-baik saja
Kadang,berwujud air mata
Namun,yang dirasa adalaha darah
Darah yang mencuat lewat lacrimale
Tanda luka,memang lagi dirasa
Tapi tak serupa kayu
Yang bila rapuh tak mampu direnovasi
Tapi tak serapuh kaca
Yang bila retak tak mampu direnovasi
Perasaan wanita itu memang rapuh
Namun,perasaan wanita juga perasaan manusia
Yang bisa direnovasi
Direnovasi untuk menjadi lebih baik
Perasaan wanita memang rapuh
Semakin dipuji,semakin melambung
Semakin dihina,semakin merana
Air mata memang temannya yang baik
Tapi,bukan berarti semuanya selalu baik-baik saja
Kadang,berwujud air mata
Namun,yang dirasa adalaha darah
Darah yang mencuat lewat lacrimale
Tanda luka,memang lagi dirasa
Selasa, 24 Juli 2018
Anak zaman now
Yang mereka tahu hanyalah setan gepang
Kata guruku
Yang mereka tahu hanyalah chatt mesra dengan pacar barunya
Yang mereka tahu hanyalah cara
Agar status jomblo berubah menjadi status berpacaran
Yang mereka tahu hanyalah rayuan gombal untuk menggoda cewek
Yang mereka pikirkan bagaimana mendapatkan kuota
Tanpa harus bekerja
Ya,menodong orang tua
Mereka tak tahu betapa
Ironisnya negeri ini menangis tanpa berhenti
Hanya karena ulah mereka
Yang tak pantas untuk dihargai
Hidup gampang,hidup gratis
Mereka rasakan tanpa memikirkan
Betapa susahnya mencari recehan uang
Uncang-uncang kaki menjadi hobbynya
Udud rokok menjadi aktivitasnya
Nonton video porno menjadi kesenangannya
Jangan salahkan orang tua
Hai remaja...
Jikalau tak bisa memenuhi gaya glamourmu
Orang tuamu tak bangga itu
Orang tuamu meminta untuk hidup sederhana
Sepiring berdua nikmat rasanya
Tahu,tempe berasa ayam goreng
Jika kau suka,orang tuamu beribu-ribu bahagia
Kata guruku
Yang mereka tahu hanyalah chatt mesra dengan pacar barunya
Yang mereka tahu hanyalah cara
Agar status jomblo berubah menjadi status berpacaran
Yang mereka tahu hanyalah rayuan gombal untuk menggoda cewek
Yang mereka pikirkan bagaimana mendapatkan kuota
Tanpa harus bekerja
Ya,menodong orang tua
Mereka tak tahu betapa
Ironisnya negeri ini menangis tanpa berhenti
Hanya karena ulah mereka
Yang tak pantas untuk dihargai
Hidup gampang,hidup gratis
Mereka rasakan tanpa memikirkan
Betapa susahnya mencari recehan uang
Uncang-uncang kaki menjadi hobbynya
Udud rokok menjadi aktivitasnya
Nonton video porno menjadi kesenangannya
Jangan salahkan orang tua
Hai remaja...
Jikalau tak bisa memenuhi gaya glamourmu
Orang tuamu tak bangga itu
Orang tuamu meminta untuk hidup sederhana
Sepiring berdua nikmat rasanya
Tahu,tempe berasa ayam goreng
Jika kau suka,orang tuamu beribu-ribu bahagia
Langganan:
Komentar (Atom)