Senin, 30 Juli 2018

Jeritah hati

Terombang-ambing kebahagiaanku
Jauh dimata tak dapat digapai
Hanya bisa dirasa,tak bisa dipegang
Sampai-sampai air mata sudah
Tak pantas untukku lagi
Seandainya hati bisa terlihat
Layaknya bibir dan lidah
Maka,separah-parahnya luka adalah hati
Meraung-raung didalam hati
Namun,yang keluar hanya bibir yang membisu
Terasa dalam menembus hati
Terasa tajam menyayat nadi
Badanku remuk dipecuti cambuk
Ragaku disini, namun jiwa melayang-layang
Tersiksa oleh jiwa lain yang membakar
Semerbak mawar rasa bangkai
Tak menggugah penciuman tuk merasa
Seempuk kasur tidur
Tak mampu menidurkan jiwa yanag lelah

Jiwa yang tak kuuinginkan

Menatap keatas awan
Biru penuh pertanyaan
Kumpulan putih menebar kesejukan
Apakah mimpiku jauh jatuh kelangit akhir
Saat melangkah,aku berani melewati bara api
Saat kegunung,terpelesetpun aku bilang tak apa-apa
Saat dipukul,aku menangis
Namun,masih sanggup berucap kata bahagia
Namun,hatiku lemah
Serasa nyawa sudah diakhir kerongkongan
Aku tak kuat menahan luka hati
Sayap-sayapku yang mulai tumbuh lebat
Siap terbang menjumpai bintang
Dimutilasi sampai keakar-akar
Hingga aku tak mampu menjemput sinar keabadian
Yang kujemput hanyalah jiwa tang tak kuinginkan

Membisu karena cinta

Aku diam,tak mampu bergerak
Banyak tali-tali luka yang menjerat
Tak bisa terbang sesuka hati
Hatiku terbatas pada satu orang
Yang tak kukenal baik
Namun,sering menoreh luka
Aku mencintainya terlalu dalam
Hingga lupa seindah-indahnya gunung
Terdapat jurang yang dalam dan mematikan
Hingga lupa bahwa yang kupegang
Bukan mawar melainkan duri
Aku lupa bahwa cintaku
Hinggap pada tempat yang salah
Ketika kumulai kembali
Kutersadar aku sudah terlalu jauh kesasar

Jumat, 27 Juli 2018

Sambutan untuk Agustus

Agustus tak pernah asing
Agustus memang tak pernah hilang
Agustus mengingatkan pada sebuah kenangan
Kenangan para pejuang yang mati
Dalam kepatriotismean
Anak-anak desa......
Anak-anak kota......
Orang-orang desa....
Orang-orang kota
Merenggut jiwa dari kemaluan
Agar tampil dalam kemaksimalan
Tarian nasioanal,seni nasional,sastra nasional
Ditampilkan dalam mimik penuh kebanggan
Yang semua orang bisa membaca
Bahwa aku anak indonesia
Aku bangga menjadi indonesia

Hitam pekat

Aku berjalan ditengah kedamaian
Namun,yang asli kutemui adalah kemungkaran yang diunggullkan
Dan aku adalah sosok korban perasaan dari kebiadaban manusia
Mencoba untuk berlari
Namun,tak ada lagi negeri sesuci bayi
Dimana-mana penuh dengan ketamakan dan kesombongan
Yang lebih pedih lagi dihina
Padahal masih setengah jalan
Apakah ini tanda akhir zaman?
Dihati tak ada lagi persahabatan
Yang ada hanya cairan hitam pekat
Yang menutupi kebaikan
Apakah itu kebiadaban?
Ya,mungkin.......

Tak serapuh kayu

Perasaan wanita itu memang rapuh
Tapi  tak serupa kayu
Yang bila rapuh tak mampu direnovasi
Tapi tak serapuh kaca
Yang bila retak tak mampu direnovasi
Perasaan wanita itu memang rapuh
Namun,perasaan wanita juga perasaan manusia
Yang bisa direnovasi
Direnovasi untuk menjadi lebih baik
Perasaan wanita memang rapuh
Semakin dipuji,semakin melambung
Semakin dihina,semakin merana
Air mata memang temannya yang baik
Tapi,bukan berarti semuanya selalu baik-baik saja
Kadang,berwujud air mata
Namun,yang dirasa adalaha darah
Darah yang mencuat lewat lacrimale
Tanda luka,memang lagi dirasa

Selasa, 24 Juli 2018

Anak zaman now

Yang mereka tahu hanyalah setan gepang
Kata guruku
Yang mereka tahu hanyalah chatt mesra dengan pacar barunya
Yang mereka tahu hanyalah cara
Agar status jomblo berubah menjadi status berpacaran
Yang mereka tahu hanyalah rayuan gombal untuk menggoda cewek
Yang mereka pikirkan bagaimana mendapatkan kuota
Tanpa harus bekerja
Ya,menodong orang tua
Mereka tak tahu betapa
Ironisnya negeri ini menangis tanpa berhenti
Hanya karena ulah mereka
Yang tak pantas untuk dihargai

Hidup gampang,hidup gratis
Mereka rasakan tanpa memikirkan
Betapa susahnya mencari recehan uang
Uncang-uncang kaki menjadi hobbynya
Udud rokok menjadi aktivitasnya
Nonton video porno menjadi kesenangannya

Jangan salahkan orang tua
Hai remaja...
Jikalau tak bisa memenuhi gaya glamourmu
Orang tuamu tak bangga itu
Orang tuamu meminta untuk hidup sederhana
Sepiring berdua nikmat rasanya
Tahu,tempe berasa ayam goreng
Jika kau suka,orang tuamu beribu-ribu bahagia


Bukan Tuhan

Aku bukan siapa-siapa
Aku hanya manusia yang pura-pura tuli
Dengar suara adzan
Aku mengutamakan tidur lelapku
Tanpa mau mengerti bahwa
Tuhan memanggil halus diriku untuk shalat

Aku bukan siapa-siapa
Aku terbatas
Namun,merasa lebih hebat dari tuhan
Aku merasa lebih kaya,makanya aku menindas
Aku merasa lebih cantik, makanya aku memoles indah tubuhku
Tanpa tahu batas-batas yang harus kututupi

Aku merasa paling tampan
Hingga over pede
Wanita manapun akan jatuh cinta kepadaku
Aku memtuskan untuk menjadi playboy cap sapi
Yang pernah mengambil keprawanan hanya untuk kesenangan belaka

Aku bukanlah tuhan
Sekalipun jikalau aku raja
Aku hanya memiliki rakyat
Dan tidak memiliki  hamba
Aku tidak berhak melukai rakyatku
Hanya karena segepok uang merah dan biru

Aku bukanlah pencipta
Sekalipun jikalau aku menciptakan robot canggih berotak  manusia
Aku tidak boleh memboikot orang-orang bodoh menjadi budak

Aku harus sadar aku bukan siapa-siapa
Aku adalah hamba
Aku adalah karya-Nya
Aku adalah makhluk ciptaan-Nya
Tak ada yang perlu dibanggakan
Karena kuhanya penerima bukan pemilik
Dan pemilik sejati adalah Tuhan yang maha esa

Cinta yang tak terbalas

Aku hanya ingin menjadi pelindungmu
Pelindung tunggal tubuh cantikmu
Dari godaan laki-laki hidung belang
Dari secuil goresan yang mampu melukai hatimu
Walaupun itu setajam silet pencukur rambut

Aku hanya ingin menjadi malaikatmu
Yang mampu selalu ada dalam setiap suasana
Yang mampu berubah wujud sesuka hatimu
Perlakuan konyolmu,aku siap ikutan konyol
Perlakuan manjamu,aku siap menjadi pelayan kemanjaanmu
Perlakuan marahmu,aku siap untuk menjadi penenangmu
Penenang sekaligus penerang agar hidupmu
Tak pernah merasa sendiri
Karena aku tak suka kau merasa asing dengan duniamu
Karena aka takut kesedihanmu akan kesendirianmu
Merenggut senyum manis dipipimu

 Dan Izinkah aku memperbaiki diri
Untuk menjadi penghibur hatimu
Menemani dalam senyuman dan tangismu
Namun,kau menganggapku seperti budak orang yang dibayar
Dengan gepengan logam dan kertasan uang
Seperti tak berharga dan tak pantas untuk dirimu

Perlakuan Acuhmu tak setimpal dengan senyumku
Yang berusaha selalu kumunculkan
Walaupun masalah hidup merenggut senyumku

Tahukah kau?kau begitu istimewa
Padahal aku orang yang susah untuk jatuh cinta
Aku telah menjaga pandanganku dan perasaanmu
Dari wanita yang lebih cantik darimu
Namun,kau pura-pura tak mengenalku

Padahal setiap malam kuberdoa
Agar tuhan selalu menjaga setiap tarikan nafasmu
Setiap detik detak jantungmu
Setiap jengkal langkah kakimu
Agar kau terlindungi dan selalu merasa aman dimanapun kau berada

Namun,biarlkanlah hati ini terlatih
Terlatih untuk tak sakit merasakan patah hati
Biarkanlah aku menemuimu dalam cinta diujung senja
Selalu menunggu datangnya senja
Namun,entah kapan senja mencari kita
Seperti dirimu yang entah kapan
Membukakan hati untuk diriku seorang
Karena kau kini menolak cintaku




Senin, 23 Juli 2018

Pendosa

Air mataku mengalir deras
Saat orang-orang telah larut dalam ketenangan
Namun,sungguh aku sangat iri
Kepada orang-orang yang bisa tenang
Sedangkan diriku lemah tak berdaya
Saat memikirkan debu-debu hitam
Yang telah kutangkap lewat tanganku sendiri
Namun,aku tak tahu cara mensucikannya kembali
Tuhan,maafkanlah aku
Yang hanya bisa berangan-angan masuk surga
Namun,tingkah berlaku neraka
Tuhan,maafkanlah aku
Yang ingin memperkaya diri didunia
Namun,lupa memperkaya diri untuk akhirat
Tuhan,maafkanlah aku
Yang ingin jenazahnya harum
Seharum jenazah yang kayak ditivi -tivi
Namun,kadang sengaja lupa untuk shalat lima waktu
Namun,tuhan...
Terimalah sembah sujudku
Sebagai bukti kuingin menjadi lebih baik
Terimalah taubatku
Sebagai bukti aku ingin membersihkan diri
Dari noda-noda hitam yang menghinggap dihati
Terimalah doaku
Sebagai tanda aku telah membenahi diri
Untuk lebih dalam mengenal ajaranmu
Izinkanlah hijabku
Menutupi semua kesalahanku
Karena,dulu aku adalah pendosa

Lewat puisi ini

Lewat puisi ini kupersembahkan cinta dan kasihku
Pada tuhan yang telah menganugrahkan rasa ini
Pada orang yang telah menjadi malaikat tak bersayapku
pada orang tuaku yang menanamkan benih-benih kehebatan dalam hidupku
Harta takkan pernah mengalahkan cinta
Bagaimana mungkin hidup berlimang harta dikatakan bahagia
Kalau tiada pendamping dalam hidup
Bagaimana mungkin bisa tersenyum
Andaikan hidup sendirian dibumi
Tanpa teman untuk ketawa ketiwi
Lewat puisi ini kukatakan
Cinta diujung senja memanglah benar
Selalu menunggu datangnya senja
Namun,entah kapan senja mencari kita
Bertepuk sebelah tangan,ya mungkin....

Dekatilah kasih

Percayalah matahari bersinar untuk alam semesta
Karena cinta tuhan kepada manusia
Percayalah daun yang layu digugurkan
Karena cinta tuhan agar pohon selalu tumbuh dalam kehijauan
Karena hijau itu enak dipandang
Karena hijau itu menakdirkan cinta kasih dan perdamaian
Percayalah melodi akan selalu terdengar indah
Karena jiwa terlalu rekat dengan cinta
Dan cinta itu indah
Percayalah bau busuk kan selalu busuk
Karena jiwa terlalu antisipan dengan kemarahan dan kedengkian
Maka,dekatilah cinta
Seperti panda yang membelai mesra anaknya
Seperti kanguru yang memberi kehangatan cinta lewat kantongnya
Untuk memeluk tubuh calon anaknya

Anak kecil

Anak kecil yang malang
Anak kecil yang selalu ingin ditimang
Berjalan menyusuri debu-debu jalanan
Tak peduli akan bahaya yang datang
Anak kecil yang malang
Tinggal dibawah pohon rindang yang mengakar
Bertamankan daun-daun kering
Yang Menutupi setiap jengkal tanah yang terlewati
Hain anak kecil
Menangsilah karena kau terhina
Menangislah karena luka
Karena tanpa menangis
Kau kelihatan lebih murung dan merana
Hai anak kecil
Menangislah karena kau susah untuk tertawa
Cobalah untuk lebih berekspresi
Daripada menyempitkan hati
Karena semakin terjepit,kau semakin terluka
Hai anak kecil
Tak semua sedih kan menjadi luka
Kadang,sedih adalah simbol kekuataan
Tersenyumlah bahagia karena airmata
Agar airmata menghapus semua jeritan luka

Corak Ragawi

Sudah kubilang aku bahagia karena cinta
Sudah kubilang aku semangat karena senyuman
Sudah kubilang aku jatuh cinta karena ada yang istimewa
Bakaran cinta didada ini mengebu tak terlihat
Namun,sangat menyengat tuk dirasa
Dialah sang pewarna
Penghias sukma dibola mata
Membuatku selalu jatuh cinta,dan jatuh
Tiap menit,tiap detik
Bahkan saat denyut ini tak berdetak sebentar
Dirimu selalu menjadi penghias didalam lembah otaku
Dirimu selalu tampil nan menawan
Dilangit-langit atap rumahku
Nyatanya ini adalah permainan fatamorgana
Kini kau menjadi corak hidupku
Kini kau menjadi ciri khas kebahagiaanku
Batas-batas datangnnya bayangmu tak terbatas
Karena corakmu telah melekat terkunci rahasia diraga ini
Tak ada sandi,tak ada password untuk membukanya
Karena kau kini telah terkunci
Dihati....

Harus Apa?

Harus apa?
Ketika keadilan ini tak dimenangkan
Harus apa?
Ketika semua rasa telah menjadi benci
Harus apa?
Ketika untaian kata lembut tak mampu menghancurkan kerasnya hatimu
Harus apa?
Ketika hati ini selalu dikejar rindu
Ketika hati ini selalu dikejar rasa bersalah
Entah kenapa,tetapi intinya selalu bersalah
Terbayang-bayang,terngiang-ngiang
Bisa tidur,tapi hanya tidur-tiduran
Bisa bermimpi,tapi tak seindah apa yang diinginkan
Ketika nafas telah dihembuskan
Ketika kelegaan itu hadir
Namun,rasa salah selalu mengusik
Aku seperti terjerat dalam hukuman yang berat
Namun,tidak dalam tahanan besi
Aku orang yang bebas ,hanya saja dosa yang tak terlihat kupikul selalu
Karena ini rahasia tuhan denganku